Selasa, 20 Desember 2011

Alqis Bercerita #2



Belakangan ini Alqis mungkin membuat beberapa orang terkejut dengan sikap yang Alqis tunjukkan didepan mereka. Alqis jadi cepat marah dan meledak-ledak kalau berbicara.  Alqis pun bingung kenapa belakangan suka sekali marah. Padahal sudah lama tidak mengalami hal seperti ini. Alqis ingat terakhir marah-marah ngga jelas saat berada di bangku sekolah atas, Alqis selalu marah gara-gara kelakuan teman-teman Alqis di sekolah yang sering membuat Alqis ngga habis fikir “ada ya orang-orang kayak gini”. Sekarang kembali terulang. Alqis sudah pernah bilang kalau Alqis itu orang yang temperamental, mereka mungkin baru belakangan ini melihat Alqis sering marah dan jarang tersenyum (kata mereka) karena Alqis selalu mencoba menahan sekuatnya beberapa waktu lalu. Tapi sepertinya sudah tidak mampu lagi karena makin banyak orang yang membuat Alqis terpancing emosinya.

Apa ya yang membuat Alqis kayak gini? Apakah kekecewaan yang selama ini dipendam (walau sebenarnya ngga bagus buat disimpan) terus bertambah seiring berjalannya waktu? Mungkin sifat Alqis yang tidak mudah akrab dan tidak mudah memahami sifat orang-orang disekitar Alqis membuat pribadi Alqis menjadi sedikit kurang dekat dengan mereka. Alqis berusaha memperbaiki apa yang ingin Alqis perbaiki. Tapi ternyata, yang Alqis dapat adalah kecewa. Kecewa yang Alqis dapatkan adalah dari orang-orang yang pernah dekat dengan Alqis sebelumnya. Kenapa Alqis bilang pernah? Karena sekarang Alqis bertemu dengan orang yang sama dengan sifat-sifatnya yang berbeda. Alqis ngga kenal lagi dengan orang-orang ini. Alqis bingung, “Alqis yang berubah atau mereka yang berubah?” Sudahlah,  Alqis ngga tahu mau cerita apa saat ini. Alqis lebih memilih menghindar untuk introspeksi diri demi kebaikan Alqis sendiri. Alqis bukannya tidak mau berbicara untuk menyelesaikan masalah ini. Namun, Alqis ngga dapat apa-apa dari berbicara kepada mereka, yang akhirnya membuat Alqis menyerah untuk mengerti mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar